SISTEM PEREDARAN
DARAH
Oleh:
Ummul Hasanah
Kelas VIII Semester
1
KD 1.6.
Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan
Setiap hari tubuh kita
membutuhkan makanan sebagai sumber energi. Makanan yang masuk ke dalam tubuh
akan dicerna melalui organ-organ pencernaan dan diubah menjadi sari-sari
makanan yang dapat diserap oleh tubuh. Sari-sari makanan ini perlu diedarkan ke
seluruh bagian tubuh yang membutuhkan. Sistem yang bekerja sebagai sistem
transportasi ini disebut sebagai sistem peredaran darah. Selain nutrisi
makanan, sistem peredaran darah juga mengangkut zat-zat lain.
Nah, bagian manakah
dari tubuh kita yang berperan penting sebagai alat sistem transportasi? Darah
merupakan bagian terpenting dalam sistem peredaran darah. Lalu, bagaimana darah
ini dapat bekerja sehingga mampu mengedarkan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh
kita? Zat-zat apa saja yang diedarkan oleh darah?
A.
Sistem
Peredaran Darah pada Manusia
Zat makanan,
oksigen, dan bahan lainnya diedarkan (ditransportasikan) di dalam tubuh melalui
“media” berupa cairan darah. Darah beredar melalui pembuluh darah. Bagaimana
darah mengalir di dalam pembuluh darah? Apa peran jantung di dalam peredaran
darah?
Sistem
transportasi pada manusia terdiri dari sistem peredaran darah dan sistem peredaran getah bening. Sistem peredaran darah dibangun oleh tiga komponen
utama, yaitu:
1. darah
2. jantung
3. pembuluh
darah
11. Darah
Darah
adalah cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah. Darah terdiri dari
cairan atau plasma darah (±55%) dan sel-sel darah (±45%). Umumnya, volume darah
manusia lebih kurang 8% dari berat badannya. Pada orang dewasa yang beratnya 65
kg, volume darahnya lebih kurang 5 liter.
Gambar 1. Komponen Darah
a.
Plasma
Darah (cairan darah)
Bila darah
diendapkan maka akan ada bagian yang cair dan bagian yang mengendap (sel-sel
darah). Bagian yang cair inilah yang dinamakan plasma darah. Perhatikan pada Gambar 1.!
Plasma darah,
terdiri atas air (±90%), zat-zat yang terlarut, yaitu protein darah, sari-sari
makanan (glukosa dan asam amino), enzim, antibodi, hormon, dan zat sisa
metabolisme, serta gas-gas (oksigen, karbondioksida, dan nitrogen). Di dalam
plasma darah terdapat pula fibrinogen yang dapat berubah menjadi benang-benang
fibrin, yang berguna untuk menutup luka. Plasma darah yang telah dipisahkan
fibrinogennya dinamakan serum.
b.
Sel-sel
Darah (Butiran Darah)
Sel-sel darah terdiri atas sel
darah merah, sel darah putih, dan keping darah.
Gambar
2. Sel-sel darah
1)
Sel
darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah
berbentuk bikonkaf, yaitu bulat,
pipih, tengahnya sekung, sering berada dalam keadaan bertumpukan. Warna merah
disebabkan zat berwarna merah hemoglobin
yang dapat mengikat O2. Hemoglobin yang telah mengikat O2
disebut oksihemoglobin. Reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin terjadi
di dalam paru-paru. Prosesnya adalah sebagai berikut:
2Hb2 + 4O2 → 4HbO2
hemoglobin oksigen oksihemoglobin
Di dalam sel-sel
tubuh terjadi reaksi sebaliknya, yaitu pelepasan O2 oleh hemoglobin.
Gambar 3. Sel darah merah
Sel darah merah
dibentuk oleh sumsum merah pada tulang pipih dan tulang pipa. Saat bayi dalam
kandungan, sel darah merah dibentuk oleh hati dan limpa. Sel darah merah yang
telah tua (±120 hari) akan dirombak di hati dan limpa. Di dalam hati,
hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin). Zat besi yang
dilepaskan oleh hemoglobin digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.
2)
Sel
darah putih (Leukosit)
Sel darah putih
dibentuk di sumsum merah pada tulang pipih, limpa, dan kelenjar getah bening.
Ukurannya lebih besar daripada sel darah merah, tidak berpigmen, dan mempunyai inti
yang bentuknya bermacam-macam. Fungsi sel darah putih adalah untuk membunuh
kuman penyakit dalam tubuh dan membetuk antibodi. Dalam tiap mm3
darah terdapat ± 8.000 butir sel darah putih.
Gambar
4. Sel darah putih
Sel darah putih
ada dua macam, yaitu fagosit dan limfosit. Fagosit dapat membunuh kuman
penyakit dengan cara “memakannya”. Fagosit dapat bergerak seperti amoeba dan
dapat keluar menembus dinding kapiler darah menuju jaringan sekitarnya. Pada
jaringan yang luka sering timbul nanah. Nanah terdiri atas sel darah putih yang
rusak, kuman yang mati, dan sel jaringan yang rusak.
Limfosit
menyerang kuman dengan cara membentuk antibodi. Antibodi akan bereaksi dengan
kuman membentuk gumpalan. Gumpalan itu kemudian akan “dimakan” oleh fagosit.
Limfosit juga dapat menghasilkan antibodi berupa antitoksin. Yang dapat menetralkan racun yan
dihasilkan oleh kuman.
3)
Keping
darah (Trombosit)
Keping darah
berbentuk kecil, tidak teratur, tidak berinti, dan berkelompok membentuk
kepingan-kepingan di dalam cairan darah. Dalam 1 mm3 darah terdapat
250.000 keping darah, yang dibuat oleh sumsum merah. Keping darah berfungsi
dalam proses pembekuan darah apabila terjadi luka.
Proses pembekuan
darah terjadi sebagai berikut. Bila terjadi luka, trombosit mengeluarkan enzim
trombokinase (tromboplastin) yang akan mengubah protrombin menjadi trombin.
Pengubahan ini dipengaruhi oleh ion kalsium dalam darah. Trombin akan mengubah
protein darah, yaitu fibrinogen, menjadi benang-benang fibrin. Benang-benang
fibrin seperti jaring-jaring yang memerangkap sel darah merah sehingga darah
berhenti mengalir. Perhatikan skema proses pembekuan darah di bawah ini!
Gambar 5. Skema proses pembekuan darah
Fibrinogen terdapat di dalam plasma
darah. Protrombin adalah protein yang dibentuk di hati dan pembentukannya dipengaruhi
oleh vitamin K. oleh karena itu, seseorang yang kekurangan vitamin K darahnya
sukar membeku.
c. Fungsi Darah
Darah
terdiri atas banyak komponen. Setiap komponen mempunyai fungsi tertentu sebagai
berikut:
1)
Sebagai alat pengangkut
a)
Sel-sel darah merah berfungsi mengangkut
oksigen dari paru-paru ke jantung dan ke seluruh sel-sel tubuh.
b)
Plasma darah mengangkut:
i. sari
makanan dari usus ke hati kemudian ke seluruh tubuh
ii. karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru-paru
iii. urea
dari hati ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urin
iv. hormon
dari kelenjar hormon ke seluruh tubuh
2)
Alat pertahanan melawan infeksi
a)
Fagosit memakan kuman
b)
Limfosit menghasilkan antibodi untuk
membunuh kuman. Limfosit dapat pula menghasilkan antitoksin untuk menetralkan
racun.
3)
Melakukan pembekuan darah oleh trombosit
4)
Menjaga kestabilan suhu tubuh. Suhu
tubuh manusia tetap, berkisar 37°C, walaupun suhu lingkungan berubah. Hal ini
dikarenakan adanya penyebaran energi panas secara merata oleh darah. Peristiwa
menggigil pada saat kedinginan dan berkeringat pada saat kepanasan merupakan
cara untuk menjaga agar suhu tubuh tetap stabil.
d. Penggolongan Darah
Orang
yang pertama kali menggolongkan darah menurut sistem AB0 (baca: a, b, nol)
adalah Karl Landsteiner (Austria, 1868-1947). Darah dapat digolongkan ke dalam
4 golongan besar yaitu golongan darah A, B, AB, dan 0.
Penggolongan
tersebut berdasarkan kandungan aglutinogen dan aglutinin di dalam darah.
Aglutinogen adalah protein di dalam sel darah merah yang dapat digumpalkan oleh
aglutinin. Ada dua macam aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B.
Aglutinin
adalah protein di dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan aglutinogen.
Aglutinin merupakan zat antibodi. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin α
dan aglutinin β. Aglutinin α disebut juga sebagai serum anti A atau penggumpal
aglutinogen A. Aglutinin β disebut juga sebagai serum anti B atau penggumpal
aglutinogen B.
Penggolongan
darah sistem AB0 berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen dan aglutinin
tertera pada tabel berikut.
No.
|
Golongan
Darah
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
1
2
3
4
|
A
B
AB
0
|
A
B
A dan B
tidak ada
|
β
α
tidak ada
α
dan β
|
Tabel 1. Golongan Darah
e. Transfusi Darah
Orang
yang banyak kehilangan darah, misalnya karena kecelakaan atau sedang menjalani
operasi, memerlukan tambahan darah melalui transfusi darah. Sebelum transfusi
darah, harus diketahui terlebih dahulu golongan darahnya. Dengan demikian dapat
diketahui golongan darah apakah yang cocok untuk ditransfusikan kepada orang
tersebut. Orang yang memberikan darahnya disebut donor sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien. Darah resipien akan menolak
darah donor apabila golongan darah donor tidak sesuai dengan golongan darah
resipien. Penolakan ditandai dengan terjadinya penggumpalan darah. Perhatikan
tabel 2!
Tabel 2. Skema
penggolongan darah untuk transfusi darah
Golongan
darah 0 dikatakan sebagai donor universal
karena dapat ditransfusikan ke semua golongan darah. Sebaliknya, golongan darah
AB dikatakan sebagai resipien universal,
karena dapat menerima semua golongan darah. Namun harus disadari, bahwa
transfusi darah yang baik adalah transfusi darah sejenis. Hanya jika terpaksa,
golongan darah 0 dapat diberikan ke semua golongan darah, dan golongan darah AB
dapat menerima dari semua golongan darah.
22. Jantung
Jantung
terletak di dalam rongga dada aak ke sebelah kiri. Besar jantung kira-kira
sekepalan tangan masing-masing individu. Bagian dalam jantung berongga. Jantung
manusia terbagi menjadi 4 rongga, yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik
kanan, dan bilik kiri.
Dinding
rongga jantung tersusun atas otot jantung. Antara serambi dan bilik dibatasi
oleh suatu sekat yang berkatup. Katup yang sebelah kanan disebut katup trikuspidalis yang terdiri atas 3
kelopak atau kuspa. Katup yang sebelah kiri disebut katup bikuspidalis yang
terdiri atas 2 kelopak atau kuspa. Katup-katup tersebut berfungsi untuk menjaga
agar darah dari bilik tidak mengalir kembali ke serambi.
a.
Detak
jantung
Otot jantung
mampu berkontraksi secara otomatis. Kontraksi dan relaksasi otot jantung memuat
jantung mengembang dan mengempis. Serambi dan bilik jantung mengembang dan
mengempis secara bergantian. Kontraksi jantung menimbulkan denyutan yang dapat
dirasakan pada pembuluh nadi di beberapa tempat.
Detak jantung
pada setiap orang berbeda-beda tergantung pada kondisi setiap orang. Misalnya
bergantung pada usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan, dan aktivitas
seseorang. Pada saat duduk denyut nadi seseorang 72 per menit, tetapi pada saat
berdiri denyut nadi dapat mencapai 83 per menit. Pada anak-anak, denyut nadinya
lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Orang yang terkejut denyut
nadinya menjadi lebih cepat.
b.
Tekanan
darah
Pemompaan oleh
jantung dan sempitnya pembuluh darah kapiler menghasilkan tekanan di arteri.
Inilah yang disebut tekanan darah. Tekanan darah bervariasi sesuai dengan apa
yang kitalakukan. Segala sesuatu yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan
arteri menyempit dapat meningkatkan tekanan darah, misalnya marah, gembira
berlebihan, dan olahraga.
Tekanan darah
dapat diukur. Tekanan darah pada saat bilik jantung mengembang disebut tekanan sistol. Tekanan darah pada saat
bilik jantung mengempis disebut tekanan
diastol. Jadi, sistol merupakan
tekanan darah karena jantung memompa darah keluar, dan diastol merupakan tekanan darah karena jantung “mengisap” darah.
Tekanan darah
dapat diukur dengan alat pengukur tekanan darah yang disebut tensimeter (sfigmomanometer). Tekanan darah dapat
digunakan untuk mengetahui kekuatan jantung memompa darah, dan untuk mengetahui
keadaan kesehatan seseorang. Tekanan darah orang dewasa normal 120/80 mmHg.
Nilai 120 menunjukkan tekanan sistol, sedangkan 80 menunjukkan tekanan diastol.
33. Pembuluh Darah
Darah
kita berada di dalam pembuluh darah. Pembuluh darah ada tiga macam, yaitu
pembuluh nadi (arteri) yang membawa darah keluar dari jantung, pembuluh balik
(vena) yang membawa darah kembali ke jantung, dan pembuluh kapiler yang sangat
halus yang ada di jaringan tubuh.
a.
Pembuluh
nadi (arteri)
Pembuluh nadi
adalah pembuluh yang datang dari jantung, tepatnya dari bilik kiri ke bilik
kanan. Oleh karena itu, pembuluh ini menerima beban tekanan langsung yang lebih
besar, sebagai akibat dari kontraksi otot jantung. Untuk mengimbangi hal ini,
pembuluh nadi mempunyai dinding yang lebih tebal, lebih kaku, juga letaknya di
sebelah dalam permukaan tubuh. Dinding pembuluh nadi kuat dan elastis, terdiri
atas tiga lapisan, yaitu lapisan luar, tengah dan dalam. Lapisan luar tipis
tetapi kuat. Lapisan tengah tersusun atas sel otot-otot polos. Lapisan dalam
tersusun atas satu lapis endotelium. Jika nadi terluka, darah akan memancar.
Pembuluh nadi
utama ada dua buah, yaitu aorta dan arteri pulmonalis. Pembuluh nadi yang
datang dari bilik kiri bernama aorta. Aorta dan cabang-cabangnya membawa darah
yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Pembuluh nadi yang datang dari bilik kanan
bernama arteri pulmonais. Arteri pulmonalis membawa darah yang kaya
karbondioksida ke paru-paru. Di paru-paru, karbondioksida akan dikeluarkan.
Pada pangkal
aorta dan pangkal arteri pulmonalis terdapat klep-klep, untuk menjaga agar
darah tidak mengalir kembali ke jantung.
Aorta bercabang
menjadi arteri. Arteri ini menyuplai oksigen ke organ tubuh dan bagian tubuh
yang lain. Cabang-cabang arteri disebut arteriol. Makin jauh dari aorta,
cabang-cabang ini mempunyai diameter yang makin sempit.
b.
Pembuluh
balik (vena)
Pembuluh balik (vena)
adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darah yang diangkut banyak
mengandung karbondioksida. Umumnya pembuluh balik terletak dekat permukaan
tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis.
Denyut jantung tidak terasa. Pembuluh balik mempunyai katup di sepanjang
pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah menuju
jantung dan tidak berbalik. Jika pembuluh balik terluka, darah tidak memancar,
tetapi merembes.
|
Gambar
8. Struktur vena
Pembuluh balik
dari seluruh tubuh bermuara menjadi satu pembuluh balik besar yang disebut vena cava. Pembuluh balik ini masuk ke
jantung melalui serambi kanan. Pembuluh balik mengalirkan darah yang banyak
mengandung karbondioksida. Darah kaya karbondioksida akan dibawa ke paru-paru
oleh arteri pulmonalis (satu-satunya
arteri yang kaya karbondioksida). Setelah terjadi pertukaran gas di
paru-paru, darah mengalir lagi ke jantung melalui vena pulmonalis (satu-satunya vena yang kaya oksigen).
c.
Pembuluh
kapiler
Pembuluh kapiler
merupakan ujung yang paling akhir dari arteri maupun vena. Boleh dikatakan
sebagai penghubung antara venula dan
arteriol.
Gambar
9. Penampang kapiler
Pembuluh kapiler
terletak di dalam jaringan tubuh. Diameternya ±10μ (pada mamalia), dinding
dibentuk oleh satu lapisan sel endotelium. Dengan demikian, perembesan
sari-sari makanan, oksigen, dan sisa metabolisme antara pembuluh dengan
jaringan lebih efektif.
Kapiler darah di
dalam jaringan membentuk suatu anyaman yang cukup rumit. Untuk setiap milimeter
persegi jaringan. Terdapat lebih dari 2000 kapiler darah.
44. Peredaran Darah
a.
Peredaran
darah kecil (Sirkulasi pulmonalis)
Sirkulasi pulmonalis adalah aliran darah melalui jantung,
paru-paru, dan kembali ke jantung. Darah dari sel-sel tubuh yang mengandung
banyak karbondioksida masuk ke serambi kanan jantung melalui pembuluh balik
besar yang disebut vena cava. Ketika serambi kanan berkontraksi, darah ini
didorong ke bilik kanan. Bilik kanan kemudian berkontraksi, dan darah
meninggalkan jantung melalui pembuluh nadi yang disebut arteri pulmonalis ke
paru-paru. Saat darah melalui pembuluh darah di dalam paru-paru, karbondioksida
ditukar dengan oksigen. Darah kaya oksigen kembali ke jantung melalui pembuluh
balik, yang disebut vena pulmonalis, masuk ke serambi kiri. Vena pulmonalis adalah
satu-satunya pembuluh balik di dalam tubuh yang membawa darah kaya oksigen.
Saat serambi kiri penuh darah kaya oksigen, serambi kiri berkontraksi dan mendorong
darah ke dalam bilik kiri. Tahap akhir dari jalur ini adalah saat bilik kiri
berkontraksi dan mendorong darah naik dan keluar jantung ke dalam pembuluh nadi
terbesar tubuh, yaitu aorta. Aorta membawa darah keluar dari jantung ke banyak
percabangan pembuluh nadi yang menyebarkannya ke seluruh bagian-bagian tubuh.
Gambar 10. Skema sirkulasi pulmonalis
b.
Peredaran
darah besar (Sirkulasi sistemik)
Sirkulasi sistemik mengalirkan darah ke seluruh jaringan tubuh
kecuali jantung dan paru-paru. Jalur ini merupakan jalur terpanjang di antara
jalur lain. Sirkulasi sistemik membawa darah kaya oksigen dari bilik kiri melalui
aorta ke pembuluh nadi dan kapiler di seluruh organ dan jaringan tubuh. Nutrien
(zat makanan) dan oksigen ditukar dengan karbondioksida dan zat-zat sampah di
dalam kapiler. Darah kembali ke jantung di dalam pembuluh balik dari kepala dan
leher melalui pembuluh balik besar, disebut vena cava superior. Darah kembali
ke jantung dari daerah perut dan bagian yang lebih rendah tubuh melalui pembuluh
nadi besar, disebut vena cava inferior ke serambi kanan. Kemudian, darah miskin
oksigen dikirim ke paru-paru melalui jalur sirkulasi pulmonalis.
Gambar 11. Skema sirkulasi sistemik
B.
Kelainan
pada Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah kita dapat terganggu.
Gangguan itu misalnya anemia, leukemia, hemofilia, hipertensi,
arteriosklerosis, aterosklerosis, wasir, dan varises.
1.
Anemia
Anemia sering
juga disebut sebagai penyakit kurang darah. Batasan tersebut sebenarnya kurang
tepat. Dapat saja, seseorang mempunyai jumlah darah yang normal, tetapi karena
jumlah hemoglobin dalam sel darah merah kurang, maka orang tersebut menderita
anemia. Anemia juga dapat terjadi karena jumlah sel darah merah yang dihasilkan
lebih sedikit daripada sel darah merah yang mati. Kalau tubuh seseorang terluka
dan mengeluarkan banyak darah, maka dikatakan orang tersebut kekurangan darah.
Kekurangan darah seperti ini dapat diatasi dengan transfusi darah.
2.
Leukemia
Leukemia disebut
juga sebagai kanker darah. Leukemia sebenarnya adalah kanker pada sel sumsum
tulang yang menghasilkan sel darah putih. Pada leukemia jumlah sel darah putih
sangat banyak. Di samping itu sel-sel darah putih menjadi “ganas” dan memakan
sel-sel darah merah sehingga seseorang akan mengalami anemia berat.
3.
Hemofilia
Hemofilia adalah
penyakit darah sulit membeku. Jika terjaid luka, darah akan mengucur terus
sehingga penderita akan kekurangan darah, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Penyakit ini bersifat menurun. Hemofilia umumnya diwariskan kepada keturunan
laki-laki. Pada perempuan, hemofilia bersifat mematikan sehingga anak perempuan
penderita hemofilia akan mati sebelum dewasa. Karena bersifat menurun, penyakit
ini tidak dapat disembuhkan.
Saat ini dokter
telah berhasil membuat zat antihemofilia buatan untuk mengatasi pendarahan. Namun
zat tersebut hanya untuk mengurangi pendarahan yang terus-menerus, bukan untuk
mengobati penderita hemofilia. Orang menderita hemofilia harus dijaga agar
tidak mengalami luka atau pendarahan besar.
4.
Hipertensi
Pada orang
normal, tekanan darahnya 120/80 mmHg. Sistol antara 110-13- mmHg dan diastol
antara 70-90 mmHg termasuk normal. Di atas tekanan 130/90 mmHg termasuk tekanan
darah tinggi. Lebih rendah dari 110/70 termasuk tekanan darah rendah.
Biasanya,
semakin tua seseorang semakin tinggi tekanan darahnya. Namun pada penderita
hipertensi, tekanan darah tersebut naik di atas normal.
Tekanan darah
yang terlalu tinggi dapat memecahkan pembuluh darah, terutama pada orang lanjut
usia yang pembuluh darahnya aus karena usia. Jika pecahnya pembuluh darah
terjadi di otak, sel-sel di tempat pembuluh darah akan mati, mengakibatkan stroke. Stroke dapat menyebabkam orang
lumpuh sebagian dan tidak dapat berbicara dengan baik, bahkan dapat meninggal
jika terlalu parah.
Penyebab
hipertensi belum diketahui pasti. Tetapi ada hubungannya dengan sters dan
tekanan, makan berlebihan, merokok, dan terlalu banyak minum alkohol. Untuk itu
perlu menjaga kesehatan dengan menjalankan pola hidup sehat.
5.
Arteriosklerosis
dan Aterosklerosis
Aterosklerosis
adalah penyempitan pembuluh arteri akibat timbunan lemak (kolesterol). Timbunan
lemak membentuk kerak (plak) di dinding arteri. Orang yang mudah terserang
aterosklerosis adalah mereka yang suka mengkonsumsi lemak. Akibat plak, lubang
arteri menyempit dan mengakibatkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Lubang
arteri dapat pula menyempit jika terjadi pengendapan kapur, disebut
arteriosklerosis. Pengendapan kapur menyebabkan dinding arteri menferas dan
pembuluh arteri membesar. Kelainan ini dapat pula menyebabkan hipertensi.
6.
Wasir
Wasir atau
ambeien (hemoroid) ialah membesarnya
vena yang terdapat di sekitar lubang anus. Penyebabnya adalah karena aliran
darah di vena tersebut tidak lancar, misalnya karena terlalu banyak duduk,
kurang gerak, atau karena terlalu kuat mengejan.
7.
Varises
Varises adalah
melebarnya pembuluh vena di kaki. Varises terjadi karena aliran darah ke tubuh
bagian atas tertahan. Varises sering dialami oleh wanita hamil dan orang yang
sering terlalu lama berdiri atau berjalan banyak jongkok.
DAFTAR
PUSTAKA
Sabariah, Ike. 2003. Aktif Sains Biologi SLTP Kelas 2.
Jakarta: Ganeca Exact
Syamsuri, Istamar. 2004. Sains Biologi Jilid 2 SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar