Senin, 09 April 2012

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH
Oleh: Ummul Hasanah
Kelas VIII Semester 1
KD 1.6. Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Setiap hari tubuh kita membutuhkan makanan sebagai sumber energi. Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna melalui organ-organ pencernaan dan diubah menjadi sari-sari makanan yang dapat diserap oleh tubuh. Sari-sari makanan ini perlu diedarkan ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan. Sistem yang bekerja sebagai sistem transportasi ini disebut sebagai sistem peredaran darah. Selain nutrisi makanan, sistem peredaran darah juga mengangkut zat-zat lain.
Nah, bagian manakah dari tubuh kita yang berperan penting sebagai alat sistem transportasi? Darah merupakan bagian terpenting dalam sistem peredaran darah. Lalu, bagaimana darah ini dapat bekerja sehingga mampu mengedarkan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita? Zat-zat apa saja yang diedarkan oleh darah?

A.    Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Zat makanan, oksigen, dan bahan lainnya diedarkan (ditransportasikan) di dalam tubuh melalui “media” berupa cairan darah. Darah beredar melalui pembuluh darah. Bagaimana darah mengalir di dalam pembuluh darah? Apa peran jantung di dalam peredaran darah?
Sistem transportasi pada manusia terdiri dari sistem peredaran darah dan sistem peredaran getah bening. Sistem peredaran darah dibangun oleh tiga komponen utama, yaitu:
1.   darah
2.   jantung
3.   pembuluh darah

11.      Darah
Darah adalah cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah. Darah terdiri dari cairan atau plasma darah (±55%) dan sel-sel darah (±45%). Umumnya, volume darah manusia lebih kurang 8% dari berat badannya. Pada orang dewasa yang beratnya 65 kg, volume darahnya lebih kurang 5 liter.
Gambar 1. Komponen Darah
a.      Plasma Darah (cairan darah)
Bila darah diendapkan maka akan ada bagian yang cair dan bagian yang mengendap (sel-sel darah). Bagian yang cair inilah yang dinamakan plasma darah. Perhatikan pada Gambar 1.!
Plasma darah, terdiri atas air (±90%), zat-zat yang terlarut, yaitu protein darah, sari-sari makanan (glukosa dan asam amino), enzim, antibodi, hormon, dan zat sisa metabolisme, serta gas-gas (oksigen, karbondioksida, dan nitrogen). Di dalam plasma darah terdapat pula fibrinogen yang dapat berubah menjadi benang-benang fibrin, yang berguna untuk menutup luka. Plasma darah yang telah dipisahkan fibrinogennya dinamakan serum.
b.      Sel-sel Darah (Butiran Darah)
Sel-sel darah terdiri atas sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah.
Gambar 2. Sel-sel darah
1)   Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah berbentuk bikonkaf, yaitu bulat, pipih, tengahnya sekung, sering berada dalam keadaan bertumpukan. Warna merah disebabkan zat berwarna merah hemoglobin yang dapat mengikat O2. Hemoglobin yang telah mengikat O2 disebut oksihemoglobin. Reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin terjadi di dalam paru-paru. Prosesnya adalah sebagai berikut:

2Hb2       +          4O2        →        4HbO2
hemoglobin                       oksigen                  oksihemoglobin

Di dalam sel-sel tubuh terjadi reaksi sebaliknya, yaitu pelepasan O2 oleh hemoglobin.
Gambar 3. Sel darah merah
Sel darah merah dibentuk oleh sumsum merah pada tulang pipih dan tulang pipa. Saat bayi dalam kandungan, sel darah merah dibentuk oleh hati dan limpa. Sel darah merah yang telah tua (±120 hari) akan dirombak di hati dan limpa. Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin). Zat besi yang dilepaskan oleh hemoglobin digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.
2)   Sel darah putih (Leukosit)
Sel darah putih dibentuk di sumsum merah pada tulang pipih, limpa, dan kelenjar getah bening. Ukurannya lebih besar daripada sel darah merah, tidak berpigmen, dan mempunyai inti yang bentuknya bermacam-macam. Fungsi sel darah putih adalah untuk membunuh kuman penyakit dalam tubuh dan membetuk antibodi. Dalam tiap mm3 darah terdapat ± 8.000 butir sel darah putih.
Gambar 4. Sel darah putih
Sel darah putih ada dua macam, yaitu fagosit dan limfosit. Fagosit dapat membunuh kuman penyakit dengan cara “memakannya”. Fagosit dapat bergerak seperti amoeba dan dapat keluar menembus dinding kapiler darah menuju jaringan sekitarnya. Pada jaringan yang luka sering timbul nanah. Nanah terdiri atas sel darah putih yang rusak, kuman yang mati, dan sel jaringan yang rusak.
Limfosit menyerang kuman dengan cara membentuk antibodi. Antibodi akan bereaksi dengan kuman membentuk gumpalan. Gumpalan itu kemudian akan “dimakan” oleh fagosit. Limfosit juga dapat menghasilkan antibodi berupa  antitoksin. Yang dapat menetralkan racun yan dihasilkan oleh kuman.
3)   Keping darah (Trombosit)
Keping darah berbentuk kecil, tidak teratur, tidak berinti, dan berkelompok membentuk kepingan-kepingan di dalam cairan darah. Dalam 1 mm3 darah terdapat 250.000 keping darah, yang dibuat oleh sumsum merah. Keping darah berfungsi dalam proses pembekuan darah apabila terjadi luka.
Proses pembekuan darah terjadi sebagai berikut. Bila terjadi luka, trombosit mengeluarkan enzim trombokinase (tromboplastin) yang akan mengubah protrombin menjadi trombin. Pengubahan ini dipengaruhi oleh ion kalsium dalam darah. Trombin akan mengubah protein darah, yaitu fibrinogen, menjadi benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin seperti jaring-jaring yang memerangkap sel darah merah sehingga darah berhenti mengalir. Perhatikan skema proses pembekuan darah di bawah ini!

Gambar 5. Skema proses pembekuan darah
Fibrinogen terdapat di dalam plasma darah. Protrombin adalah protein yang dibentuk di hati dan pembentukannya dipengaruhi oleh vitamin K. oleh karena itu, seseorang yang kekurangan vitamin K darahnya sukar membeku.
c.       Fungsi Darah
Darah terdiri atas banyak komponen. Setiap komponen mempunyai fungsi tertentu sebagai berikut:
1)   Sebagai alat pengangkut
a)      Sel-sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke jantung dan ke seluruh sel-sel tubuh.
b)      Plasma darah mengangkut:
                                                              i.   sari makanan dari usus ke hati kemudian ke seluruh tubuh
                                                            ii.   karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru
                                                          iii.   urea dari hati ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urin
                                                          iv.   hormon dari kelenjar hormon ke seluruh tubuh
2)   Alat pertahanan melawan infeksi
a)      Fagosit memakan kuman
b)      Limfosit menghasilkan antibodi untuk membunuh kuman. Limfosit dapat pula menghasilkan antitoksin untuk menetralkan racun.
3)   Melakukan pembekuan darah oleh trombosit
4)   Menjaga kestabilan suhu tubuh. Suhu tubuh manusia tetap, berkisar 37°C, walaupun suhu lingkungan berubah. Hal ini dikarenakan adanya penyebaran energi panas secara merata oleh darah. Peristiwa menggigil pada saat kedinginan dan berkeringat pada saat kepanasan merupakan cara untuk menjaga agar suhu tubuh tetap stabil.
d.      Penggolongan Darah
Orang yang pertama kali menggolongkan darah menurut sistem AB0 (baca: a, b, nol) adalah Karl Landsteiner (Austria, 1868-1947). Darah dapat digolongkan ke dalam 4 golongan besar yaitu golongan darah A, B, AB, dan 0.
Penggolongan tersebut berdasarkan kandungan aglutinogen dan aglutinin di dalam darah. Aglutinogen adalah protein di dalam sel darah merah yang dapat digumpalkan oleh aglutinin. Ada dua macam aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B.
Aglutinin adalah protein di dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan aglutinogen. Aglutinin merupakan zat antibodi. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin α dan aglutinin β. Aglutinin α disebut juga sebagai serum anti A atau penggumpal aglutinogen A. Aglutinin β disebut juga sebagai serum anti B atau penggumpal aglutinogen B.
Penggolongan darah sistem AB0 berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen dan aglutinin tertera pada tabel berikut.
No.
Golongan Darah
Aglutinogen
Aglutinin
1
2
3
4
A
B
AB
0
A
B
A dan B
tidak ada
β
α
tidak ada
α dan β
Tabel 1. Golongan Darah
e.       Transfusi Darah
Orang yang banyak kehilangan darah, misalnya karena kecelakaan atau sedang menjalani operasi, memerlukan tambahan darah melalui transfusi darah. Sebelum transfusi darah, harus diketahui terlebih dahulu golongan darahnya. Dengan demikian dapat diketahui golongan darah apakah yang cocok untuk ditransfusikan kepada orang tersebut. Orang yang memberikan darahnya disebut donor sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien. Darah resipien akan menolak darah donor apabila golongan darah donor tidak sesuai dengan golongan darah resipien. Penolakan ditandai dengan terjadinya penggumpalan darah. Perhatikan tabel 2!


Tabel 2. Skema penggolongan darah untuk transfusi darah

Golongan darah 0 dikatakan sebagai donor universal karena dapat ditransfusikan ke semua golongan darah. Sebaliknya, golongan darah AB dikatakan sebagai resipien universal, karena dapat menerima semua golongan darah. Namun harus disadari, bahwa transfusi darah yang baik adalah transfusi darah sejenis. Hanya jika terpaksa, golongan darah 0 dapat diberikan ke semua golongan darah, dan golongan darah AB dapat menerima dari semua golongan darah.
22.      Jantung
Jantung terletak di dalam rongga dada aak ke sebelah kiri. Besar jantung kira-kira sekepalan tangan masing-masing individu. Bagian dalam jantung berongga. Jantung manusia terbagi menjadi 4 rongga, yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri.

Gambar 6. Struktur jantung
Dinding rongga jantung tersusun atas otot jantung. Antara serambi dan bilik dibatasi oleh suatu sekat yang berkatup. Katup yang sebelah kanan disebut katup trikuspidalis yang terdiri atas 3 kelopak atau kuspa. Katup yang sebelah kiri disebut katup bikuspidalis yang terdiri atas 2 kelopak atau kuspa. Katup-katup tersebut berfungsi untuk menjaga agar darah dari bilik tidak mengalir kembali ke serambi.
a.   Detak jantung
Otot jantung mampu berkontraksi secara otomatis. Kontraksi dan relaksasi otot jantung memuat jantung mengembang dan mengempis. Serambi dan bilik jantung mengembang dan mengempis secara bergantian. Kontraksi jantung menimbulkan denyutan yang dapat dirasakan pada pembuluh nadi di beberapa tempat.
Detak jantung pada setiap orang berbeda-beda tergantung pada kondisi setiap orang. Misalnya bergantung pada usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan, dan aktivitas seseorang. Pada saat duduk denyut nadi seseorang 72 per menit, tetapi pada saat berdiri denyut nadi dapat mencapai 83 per menit. Pada anak-anak, denyut nadinya lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Orang yang terkejut denyut nadinya menjadi lebih cepat.
b.   Tekanan darah
Pemompaan oleh jantung dan sempitnya pembuluh darah kapiler menghasilkan tekanan di arteri. Inilah yang disebut tekanan darah. Tekanan darah bervariasi sesuai dengan apa yang kitalakukan. Segala sesuatu yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan arteri menyempit dapat meningkatkan tekanan darah, misalnya marah, gembira berlebihan, dan olahraga.
Tekanan darah dapat diukur. Tekanan darah pada saat bilik jantung mengembang disebut tekanan sistol. Tekanan darah pada saat bilik jantung mengempis disebut tekanan diastol. Jadi, sistol merupakan tekanan darah karena jantung memompa darah keluar, dan diastol merupakan tekanan darah karena jantung “mengisap” darah.
Tekanan darah dapat diukur dengan alat pengukur tekanan darah yang disebut tensimeter (sfigmomanometer). Tekanan darah dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan jantung memompa darah, dan untuk mengetahui keadaan kesehatan seseorang. Tekanan darah orang dewasa normal 120/80 mmHg. Nilai 120 menunjukkan tekanan sistol, sedangkan 80 menunjukkan tekanan diastol.
33.      Pembuluh Darah
Darah kita berada di dalam pembuluh darah. Pembuluh darah ada tiga macam, yaitu pembuluh nadi (arteri) yang membawa darah keluar dari jantung, pembuluh balik (vena) yang membawa darah kembali ke jantung, dan pembuluh kapiler yang sangat halus yang ada di jaringan tubuh.
a.   Pembuluh nadi (arteri)
Pembuluh nadi adalah pembuluh yang datang dari jantung, tepatnya dari bilik kiri ke bilik kanan. Oleh karena itu, pembuluh ini menerima beban tekanan langsung yang lebih besar, sebagai akibat dari kontraksi otot jantung. Untuk mengimbangi hal ini, pembuluh nadi mempunyai dinding yang lebih tebal, lebih kaku, juga letaknya di sebelah dalam permukaan tubuh. Dinding pembuluh nadi kuat dan elastis, terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan luar, tengah dan dalam. Lapisan luar tipis tetapi kuat. Lapisan tengah tersusun atas sel otot-otot polos. Lapisan dalam tersusun atas satu lapis endotelium. Jika nadi terluka, darah akan memancar.

Gambar 7. Struktur Arteri
Pembuluh nadi utama ada dua buah, yaitu aorta dan arteri pulmonalis. Pembuluh nadi yang datang dari bilik kiri bernama aorta. Aorta dan cabang-cabangnya membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Pembuluh nadi yang datang dari bilik kanan bernama arteri pulmonais. Arteri pulmonalis membawa darah yang kaya karbondioksida ke paru-paru. Di paru-paru, karbondioksida akan dikeluarkan.
Pada pangkal aorta dan pangkal arteri pulmonalis terdapat klep-klep, untuk menjaga agar darah tidak mengalir kembali ke jantung.
Aorta bercabang menjadi arteri. Arteri ini menyuplai oksigen ke organ tubuh dan bagian tubuh yang lain. Cabang-cabang arteri disebut arteriol. Makin jauh dari aorta, cabang-cabang ini mempunyai diameter yang makin sempit.
b.   Pembuluh balik (vena)
Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darah yang diangkut banyak mengandung karbondioksida. Umumnya pembuluh balik terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. Denyut jantung tidak terasa. Pembuluh balik mempunyai katup di sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah menuju jantung dan tidak berbalik. Jika pembuluh balik terluka, darah tidak memancar, tetapi merembes.

 

Gambar 8. Struktur vena
Pembuluh balik dari seluruh tubuh bermuara menjadi satu pembuluh balik besar yang disebut vena cava. Pembuluh balik ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Pembuluh balik mengalirkan darah yang banyak mengandung karbondioksida. Darah kaya karbondioksida akan dibawa ke paru-paru oleh arteri pulmonalis (satu-satunya arteri yang kaya karbondioksida). Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir lagi ke jantung melalui vena pulmonalis (satu-satunya vena yang kaya oksigen).
c.    Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler merupakan ujung yang paling akhir dari arteri maupun vena. Boleh dikatakan sebagai penghubung antara venula dan arteriol.
Gambar 9. Penampang kapiler
Pembuluh kapiler terletak di dalam jaringan tubuh. Diameternya ±10μ (pada mamalia), dinding dibentuk oleh satu lapisan sel endotelium. Dengan demikian, perembesan sari-sari makanan, oksigen, dan sisa metabolisme antara pembuluh dengan jaringan lebih efektif.
Kapiler darah di dalam jaringan membentuk suatu anyaman yang cukup rumit. Untuk setiap milimeter persegi jaringan. Terdapat lebih dari 2000 kapiler darah.
44.      Peredaran Darah
a.   Peredaran darah kecil (Sirkulasi pulmonalis)
Sirkulasi pulmonalis adalah aliran darah melalui jantung, paru-paru, dan kembali ke jantung. Darah dari sel-sel tubuh yang mengandung banyak karbondioksida masuk ke serambi kanan jantung melalui pembuluh balik besar yang disebut vena cava. Ketika serambi kanan berkontraksi, darah ini didorong ke bilik kanan. Bilik kanan kemudian berkontraksi, dan darah meninggalkan jantung melalui pembuluh nadi yang disebut arteri pulmonalis ke paru-paru. Saat darah melalui pembuluh darah di dalam paru-paru, karbondioksida ditukar dengan oksigen. Darah kaya oksigen kembali ke jantung melalui pembuluh balik, yang disebut vena pulmonalis, masuk ke serambi kiri. Vena pulmonalis adalah satu-satunya pembuluh balik di dalam tubuh yang membawa darah kaya oksigen. Saat serambi kiri penuh darah kaya oksigen, serambi kiri berkontraksi dan mendorong darah ke dalam bilik kiri. Tahap akhir dari jalur ini adalah saat bilik kiri berkontraksi dan mendorong darah naik dan keluar jantung ke dalam pembuluh nadi terbesar tubuh, yaitu aorta. Aorta membawa darah keluar dari jantung ke banyak percabangan pembuluh nadi yang menyebarkannya ke seluruh bagian-bagian tubuh.
Gambar 10. Skema sirkulasi pulmonalis
b.   Peredaran darah besar (Sirkulasi sistemik)
Sirkulasi sistemik mengalirkan darah ke seluruh jaringan tubuh kecuali jantung dan paru-paru. Jalur ini merupakan jalur terpanjang di antara jalur lain. Sirkulasi sistemik membawa darah kaya oksigen dari bilik kiri melalui aorta ke pembuluh nadi dan kapiler di seluruh organ dan jaringan tubuh. Nutrien (zat makanan) dan oksigen ditukar dengan karbondioksida dan zat-zat sampah di dalam kapiler. Darah kembali ke jantung di dalam pembuluh balik dari kepala dan leher melalui pembuluh balik besar, disebut vena cava superior. Darah kembali ke jantung dari daerah perut dan bagian yang lebih rendah tubuh melalui pembuluh nadi besar, disebut vena cava inferior ke serambi kanan. Kemudian, darah miskin oksigen dikirim ke paru-paru melalui jalur sirkulasi pulmonalis.
Gambar 11. Skema sirkulasi sistemik

B.     Kelainan pada Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah kita dapat terganggu. Gangguan itu misalnya anemia, leukemia, hemofilia, hipertensi, arteriosklerosis, aterosklerosis, wasir, dan varises.
1.   Anemia
Anemia sering juga disebut sebagai penyakit kurang darah. Batasan tersebut sebenarnya kurang tepat. Dapat saja, seseorang mempunyai jumlah darah yang normal, tetapi karena jumlah hemoglobin dalam sel darah merah kurang, maka orang tersebut menderita anemia. Anemia juga dapat terjadi karena jumlah sel darah merah yang dihasilkan lebih sedikit daripada sel darah merah yang mati. Kalau tubuh seseorang terluka dan mengeluarkan banyak darah, maka dikatakan orang tersebut kekurangan darah. Kekurangan darah seperti ini dapat diatasi dengan transfusi darah.
2.   Leukemia
Leukemia disebut juga sebagai kanker darah. Leukemia sebenarnya adalah kanker pada sel sumsum tulang yang menghasilkan sel darah putih. Pada leukemia jumlah sel darah putih sangat banyak. Di samping itu sel-sel darah putih menjadi “ganas” dan memakan sel-sel darah merah sehingga seseorang akan mengalami anemia berat.
3.   Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit darah sulit membeku. Jika terjaid luka, darah akan mengucur terus sehingga penderita akan kekurangan darah, bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini bersifat menurun. Hemofilia umumnya diwariskan kepada keturunan laki-laki. Pada perempuan, hemofilia bersifat mematikan sehingga anak perempuan penderita hemofilia akan mati sebelum dewasa. Karena bersifat menurun, penyakit ini tidak dapat disembuhkan.
Saat ini dokter telah berhasil membuat zat antihemofilia buatan untuk mengatasi pendarahan. Namun zat tersebut hanya untuk mengurangi pendarahan yang terus-menerus, bukan untuk mengobati penderita hemofilia. Orang menderita hemofilia harus dijaga agar tidak mengalami luka atau pendarahan besar.
4.   Hipertensi
Pada orang normal, tekanan darahnya 120/80 mmHg. Sistol antara 110-13- mmHg dan diastol antara 70-90 mmHg termasuk normal. Di atas tekanan 130/90 mmHg termasuk tekanan darah tinggi. Lebih rendah dari 110/70 termasuk tekanan darah rendah.
Biasanya, semakin tua seseorang semakin tinggi tekanan darahnya. Namun pada penderita hipertensi, tekanan darah tersebut naik di atas normal.
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat memecahkan pembuluh darah, terutama pada orang lanjut usia yang pembuluh darahnya aus karena usia. Jika pecahnya pembuluh darah terjadi di otak, sel-sel di tempat pembuluh darah akan mati, mengakibatkan stroke. Stroke dapat menyebabkam orang lumpuh sebagian dan tidak dapat berbicara dengan baik, bahkan dapat meninggal jika terlalu parah.
Penyebab hipertensi belum diketahui pasti. Tetapi ada hubungannya dengan sters dan tekanan, makan berlebihan, merokok, dan terlalu banyak minum alkohol. Untuk itu perlu menjaga kesehatan dengan menjalankan pola hidup sehat.
5.   Arteriosklerosis dan Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyempitan pembuluh arteri akibat timbunan lemak (kolesterol). Timbunan lemak membentuk kerak (plak) di dinding arteri. Orang yang mudah terserang aterosklerosis adalah mereka yang suka mengkonsumsi lemak. Akibat plak, lubang arteri menyempit dan mengakibatkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Lubang arteri dapat pula menyempit jika terjadi pengendapan kapur, disebut arteriosklerosis. Pengendapan kapur menyebabkan dinding arteri menferas dan pembuluh arteri membesar. Kelainan ini dapat pula menyebabkan hipertensi.
6.   Wasir
Wasir atau ambeien (hemoroid) ialah membesarnya vena yang terdapat di sekitar lubang anus. Penyebabnya adalah karena aliran darah di vena tersebut tidak lancar, misalnya karena terlalu banyak duduk, kurang gerak, atau karena terlalu kuat mengejan.
7.   Varises
Varises adalah melebarnya pembuluh vena di kaki. Varises terjadi karena aliran darah ke tubuh bagian atas tertahan. Varises sering dialami oleh wanita hamil dan orang yang sering terlalu lama berdiri atau berjalan banyak jongkok.

DAFTAR PUSTAKA
Sabariah, Ike. 2003. Aktif Sains Biologi SLTP Kelas 2. Jakarta: Ganeca Exact
Syamsuri, Istamar. 2004. Sains Biologi Jilid 2 SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar