Minggu, 16 Oktober 2011

Air dan Peranannya dalam Tubuh


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Air (H20) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Namun bergantung kepada kandungan lemak dan otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa.Oleh karena itu maka tubuh yang terlatih dan terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan tubuh non atlet.
Di dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-paru atau jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi.
Kebanyakan orang memahami air digunakan sebagai pemuas rasa haus dahaga, tapi sebenarnya lebih dari itu, air sebagai sarana pembawa nutrisi penting ke seluruh tubuh dan proses pencernaan. Dengan memenuhi jumlah asupan air bersih yang direkomendasikan, maka dapat memelihara kulit, otot sendi yang sehat. Tubuh manusia terdiri dari 70% air dan bila 5% saja berkurang dalam cairan tubuh, akan menyebabkan tubuh kehilangan energi sebesar 25% – 30%. Dokter menganjurkan untuk mengkonsumsi 8 – 10 gelas air tiap hari untuk memenuhi kecukupan air yang dibutuhkan tubuh.
Air sangatlah penting bagi tubuh kita dan hal ini tentunya tak dapat diabaikan. Orang-orang seringkali mengabaikan pentingnya air, oleh karena itu pada makalah ini akan kami bahas mengenai air dalam posisinya sebagai salah satu zat gizi yang sangat penting.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah posisi air sebagai cairan tubuh dan sebagai salah satu zat gizi?
2.      Bagaimanakah fungsi air bagi tubuh?
3.      Bagaimanakah regulasi air dalam tubuh?
4.      Bagaimanakah tubuh saat kekurangan dan kelebihan air?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui posisi air sebagai cairan tubuh dan sebagai salah satu zat gizi
2.      Untuk mengetahui fungsi air
3.      Untuk mengetahui regulasi air dalam tubuh
4.      Untuk mengetahui keadaan tubuh saat kekurangan dan kelebihan air
D.    Manfaat
1.      Kita dapat mengetahui posisi air sebagai cairan tubuh dan sebagai salah satu zat gizi
2.      Kita dapat mengetahui fungsi air
3.      Kita dapat mengetahui regulasi air dalam tubuh
4.      Kita dapat mengetahui keadaan tubuh saat kekurangan dan kelebihan air



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Air dan Cairan Tubuh

Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa. Angka ini lebih besar untuk anak-anak. Pada proses menua manusia kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50%. Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraseluler (Almatsier, 2009).
Gambar 1. Air komponen terbanyak dalam tubuh, tergantung siklus kehidupan


Kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak daripada nonatlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih banyak daripada orang tua. Sel-sel yang aktif secara metabolik, seperti sel-sel otot dan visera (alat-alat yang terdapat dalam rongga badan, seperti paru-paru, jantung, dan jeroan) mempunyai konsentrasi air paling tinggi, sedangkan sel-sel jaringan tulang dan gigi paling rendah (Almatsier, 2009).
Gambar 2. Kandungan air dalam berbagai organ tubuh (darah, otak, otot, dan sel)


B.     Air sebagai Salah Satu Zat Gizi
Air adalah salah satu dari zat  yang penting bagi tubuh selain dari Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan mineral. Air merupakan komponen utama dari struktur sel,  media kelangsungan proses metabolisme serta reaksi kimia tubuh. Air selain dalam bentuk minuman juga terdapat dalam bahan makanan.  Air juga merupakan salah satu zat gizi esensial yang mana asupan gizinya  dipenuhi dari luar tubuh. Unsur-unsur  air yang terdapat dalam bahan makanan adalah Atom Hidrogen (H) dan atom Oksigen (O)       (Ali, 2009).
Menurut Ali (2009), didalam tubuh bahan makanan akan mengalami proses metabolisme dan oksidasi, yang menurut Peters (1933)  akan menghasilkan :
  1. setiap 100 gram  protein (asam amino) akan menghasilkan 40 cc air
  2. setiap 100 gram  karbohidrat (glukosa) akan menghasilkan 60 cc air
  3. setiap 100 gram lemak (trigliserida) akan menghasilkan 110 cc air
Dengan dasar ketentuan ini maka kita akan dapat menentukan kebutuhan tubuh akan air sekaligus juga sebagai alasan bahwa air adalah salah satu zat gizi selain dari yang telah kita kenal yaitu Karbohidrat (KH), Protein, Lemak, Vitamin dan  Mineral.
Air paling banyak dibutuhkan di antara semua zat gizi yang ada. Bandingkan sekitar 2000g (2000ml) air kita butuhkan setiap hari; sedangkan KH, Protein dan lemak sekitar 350g, 55g dan 60g. Vitamin dan mineral hanya dibutuhkan dalam satuan gram/milligram (Hardinsyah, 2010).
C.     Fungsi Air
Menurut Almatsier (2009), air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain:
1.      Pelarut dan Alat Angkut
Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin, dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan oleh tubuh seperti oksigen, dan hormone-hormon. Zat-zat gizi dan hormon ini dibawa ke seluruh sel yan membutuhkan. Di samping itu air, sebagai pelarut mengangkut sisa-sisa metabolism, termasuk karbondioksida dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit, dan ginjal.
2.      Katalisator
Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel, termasuk di dalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk lebih sederhana.
3.      Pelumas
Air yang cukup di dalam tubuh akan melindungi dan melumasi gerakan sendi dan otot. Orang-orang yang beraktivitas tinggi, seperti olahragawan misalnya, sangat rawan mengalami cedera pada tulang sendi dan juga otot-ototnya. Oleh karenanya, air sangat dibutuhkan bagi olahragawan karena mereka mempunyai aktivitas tinggi. Untuk itulah, mengonsumsi air selama beraktivitas berguna untuk meminimalisasi risiko kejang otot. Perlu kita ketahui, jika otot-otot tubuh kekurangan cairan, maka otot-otot tubuh akan mengempis, sehingga otot-otot tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik karena kekurangan cairan.
4.      Pengatur Suhu
Kondisi tubuh akan menurun ketika kandungan air yang ada di dalam tubuh menurun. Bila tubuh kekurangan air maka suhu tubuh akan menjadi panas dan naik. Jika kita berada pada daerah atau tempat yang suhunya panas, maka tubuh kita akan membutuhkan air yang cukup. Pada tempat yang panas seperti itu, tubuh akan merespon dengan mengeluarkan keringat untuk menormalkan suhu tubuh. Begitu juga ketika di ruang ber-AC, kita dianjurkan untuk minum lebih banyak, karena udara AC akan membuat tubuh mengalami dehidrasi dan kulit menjadi kering.
5.      Peredam Benturan
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan-benturan.

Adapun menurut Purwanto (2011), beberapa fungsi lain dari air antara lain:
1.      Perawatan Kecantikan
Bila kurang minum air putih, tubuh akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut. Selain itu, air putih dapat melindungi kulit dari luar, sekaligus melembabkan dan menyehatkan kulit. Untuk menjaga kecantikan pun, kebersihan tubuh pun harus benar-benar diperhatikan.
2.      Untuk Kesuburan
Meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Menurut hasil penelitian dari sebuah lembaga riset trombosis di London, Inggris, jika seseorang selalu mandi dengan air dingin maka peredaran darahnya lancar dan tubuh terasa lebih segar dan bugar. Mandi dengan air dingin akan meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh serta meningkatkan kemampuan seseorang terhadap serangan virus. Bahkan, mandi dengan air dingin di waktu pagi dapat meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Dengan begitu kesuburan serta kegairahan seksual pun akan meningkat. Selain itu jaringan kulit membaik, kuku lebih sehat dan kuat, tak mudah retak.
3.      Efek Relaksasi
Cobalah berdiri di bawah shower dan rasakan efeknya di tubuh. Pancuran air yang jatuh ke tubuh terasa seperti pijatan dan mampu menghilangkan rasa capek karena terasa seperti dipijat. Sejumlah pakar pengobatan alternatif mengatakan, bahwa bersentuhan dengan air mancur, berjalan-jalan di sekitar air terjun, atau sungai dan taman dengan banyak pancuran, akan memperoleh khasiat ion-ion negatif. Ion-ion negatif yang timbul karena butiran-butiran air yang berbenturan itu bisa meredakan rasa sakit, menetralkan racun, memerangi penyakit, serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen. Ion negatif dalam aliran darah akan mempercepat pengiriman oksigen ke dalam sel dan jaringan.
4.      Menguruskan Badan
Air putih juga bersifat menghilangkan kotoran-kotoran dalam tubuh yang akan lebih cepat keluar lewat urine. Bagi yang ingin menguruskan badan pun, minum air hangat sebelum makan (sehingga merasa agak kenyang) merupakan satu cara untuk mengurangi jumlah makanan yang masuk. Apalagi air tidak mengandung kalori, gula, ataupun lemak. Namun yang terbaik adalah minum air putih pada suhu sedang, tidak terlalu panas, dan tidak terlalu dingin.
5.      Tubuh Lebih Bugar
Khasiat air tak hanya untuk membersihkan tubuh saja tapi juga sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh. Kita mungkin lebih dapat bertahan kekurangan makan beberapa hari ketimbang kurang air. Sebab, air merupakan bagian terbesar dalam komposisi tubuh manusia.
D.    Keseimbangan Air
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan di dalam tubuh setiap waktu berada di dalam jumlah yang tetap/konstan. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidrasi (kehilanggan air secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan yang diperoleh dari makanan, serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Air yang keluar dari tubuh termasuk yang dikeluarkan sebagai urin, air di dalam feses, dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru (Almatsier, 2009).

 Gambar 3. Keseimbangan Air dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
E.     Pengaturan Konsumsi dan Kebutuhan Air
Konsumsi air diatur oleh rasa haus dan kenyang. Hal ini terjadi melalui perubahan yang dirasakan oleh mulut, hipotalamus (pusat otak yang mengontrol pemeliharaan keseimbangan air dan suhu tubuh) dan perut. Bila konsentrasi bahan-bahan di dalam darah terlalu tinggi, maka bahan-bahan ini akan menarik air dari kelenjar ludah. Mulut menjadi kering, dan timbul keinginan untuk minum guna membasahi mulut. Bila hipotalamus mengetahui bahawa konsentrasi darah terlalu tinggi, maka timbul rangsangan untuk minum (Almatsier. 2009).
Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan air rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1.0-1.5 ml/kkal, sedangkan untuk bayi 1.5 ml/kkal           (Almatsier. 2009).
F.      Pengaturan Pengeluaran Air
Pengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur konsentrasi garam di dalam darah, merangsang kelenjar pituitary mengeluarkan hormone antidiuretika (ADH). ADH dikeluarkan bila mana konsentrasi garam tubuh terlalu tinggi, atau bila volume darah atau tekanan darah terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap kembali air dan mengedarkannya kembali ke dalam tubuh. Jadi semakin banyak air yang dibutuhkan tubuh, semakin sedikit yang dikeluarkan  (Almatsier. 2009).
Bila terlalu banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah akan turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan enzim rennin. Rennin mengaktifkan protein di dalan darah yang dinamakan angiotensinogen ke dalam bentuk aktifnya angiotensin. Angiotensin akan mengecilkan diameter pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik. Di samping itu angiotensin mengatur pengeluaran hormone aldosteron dari kelenjar adrenalin. Aldosteron akan mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air. Akibatnya, bila dibutuhkan lebih banyak air, akan lebih sedikit air dikeluarkan dari tubuh (Almatsier. 2009).
Mekanisme ini tidak berjalan, bila seseorang tidak minum air dalam jumlah cukup. Tubuh paling kurang harus mengeluarkan 500 ml air sehari melalui urin yaitu jumlah minimal yang diperlukan untuk mengeluarkan bahan sisa sehari akibat aktivitas matabolisme di dalam tubuh. Di luar jumlah ini, pengeluaran air disesuaikan dengan pemasukan air (Almatsier. 2009)..
G.    Hilangnya Cairan Tubuh
Menurut Anonim2 (2009) dalam kondisi normal, kehilangan cairan dapat terjadi saat kita :
a.    Bernafas
b.   Berkeringat
c.    Buang air kecil dan buang air besar
Sehingga setiap hari kita harus minum cukup air guna mengganti cairan yang hilang saat aktifitas normal tersebut. Untungnya, tubuh mempunyai mekanisme unik bila kekurangan cairan. Rasa haus akan serta merta muncul bila keseimbangan cairan dalam tubuh mulai terganggu. Tubuh akan menghasilkan hormon ADH guna mengurangi produksi kencing oleh ginjal. Tujuan akhir dari mekanisme ini adalah mengurangi sebanyak mungkin kehilangan cairan saat keseimbangan cairan tubuh terganggu.
Secara abnormal, kehilangan cairan dapat terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau rendah. Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi. Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ tubuh lainnya (Anonim1, 2008).
Menurut Anonim3 (2011), dehidrasi terbagi atas 3 tingkatan, yaitu dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
Menurut Anonim1 (2008), berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya:
- Dehidrasi ringan
Muka memerah
Rasa sangat haus
Kulit kering dan pecah-pecah
Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
Pusing dan lemah
Kram otot terutama pada kaki dan tangan
Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
Sering mengantuk
Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
- Dehidrasi sedang
Tekanan darah menurun
Pingsan
Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
Kejang
Perut kembung
Gagal jantung
Ubun-ubun cekung
Denyut nadi cepat dan lemah
- Dehidrasi Berat
Kesadaran berkurang
Tidak buang air kecil
Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan. Penggantian cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan pemasukan cairan melalui infus. Tapi yang utama disini adalah penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman. Pesan ke9 Gizi Seimbang (Depkes, 2005): Minumlah air bersih yang aman & cukup jumlahnya (Anonim2 2009).
Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi pasien berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat dilihat dari produksi kencing. Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit yang merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah dan lain lain (Anonim2 2009).

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Air adalah komponen utama dalam tubuh karena tubuh tersusun dari air hampir 70% dari berat keseluruhan.
2.      Air adalah salah satu dari zat  yang penting bagi tubuh selain dari Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan mineral. Air merupakan komponen utama dari struktur sel,  media kelangsungan proses metabolisme serta reaksi kimia tubuh.
3.      Fungsi air bagi tubuh sangat banyak diantaranya sebagai pengatur suhu tubuh, pelarut, pelumas, katalisator, alat angkut, peredam benturan, dan masih banyak lagi.
4.       Dehidrasi terjadi jika cairan yang dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk. Sedangkan overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan.

B.     Saran
1.      Dengan adanya makalah ini, diharapkan penulis maupun pembaca memiliki kesadaran betapa pentingnya air bagi tubuh kita
2.      Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menjadi pemahaman dan dapat menjadi bahan acuan untuk tulisan-tulisan selanjutnya.
3.      Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca baik dalam permasalahan yang sama maupun tidak.




DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia

Ali, Arsad Rahim. 2009. Menghitung Kebutuhan (Gizi) Air. http://arali2008.wordpress.com/2009/03/28/menghitung-kebutuhan-gizi-air/. Diakes pada tanggal 08 Maret 2011

Anonim1. 2008. Fungsi Cairan Tubuh Manusia, Gejala Dehidrasi Dan Cara Mengatasi Kehilangan Cairan Tubuh. http://organisasi.org/fungsi-cairan-tubuh-manusia-gejala-dehidrasi-dan-cara-mengatasi-kehilangan-cairan-tubuh. Diakses pada tanggal 11 Maret 2011

Anonim2. 2009. Dehidrasi. http://www.blogdokter.net/2009/06/20/dehidrasi/. Diakses pada tanggal 11 Maret 2011

Anonim3. 2011. Dehidrasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Dehidrasi. Diakses pada tanggal 11 Maret 2011.

Hardinsyah. 2010. Air menjadi Dasar Piramida Gizi Seimbang. http://www.scribd.com/doc/35808029/Air-Menjadi-Dasar-Piramida-Gizi-Seimbang-Prof-hardin-new-pptx. Diakses pada tanggal 08 Maret 2011

Purwanto, Slamet. 2011. Manfaat Air Putih bagi Kesehatan. http://manfaat.biz/manfaat-air-putih-bagi-kesehatan.html#more-111 . Diakses pada tanggal 08 Maret 2011



Selasa, 22 Maret 2011

Ilmu Pengetahuan sebagai Manifestasi Budaya


Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan. Kebudayaan di sini merupakan seperangkat sistem nilai, tata hidup dan sarana bagi manusia dalam kehidupannya. Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan yang mencerminkan aspirasi dan cita-cita suatu bangsa yang diwujudkan dengan kehidupan bernegara. Pengembangan kebudayaan nasional merupakan bagian dari kegiatan suatu bangsa, baik disadari atau tidak maupun dinyatakan secara eksplisit atau tidak.
Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dari saling mempengaruhi. Pada suatu pihak pengembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaannya. Sedangkan di pihak lain, pengembangan ilmu akan mempengaruhi jalannya kebudayaan. Ilmu terpadu secara intim dengan keseluruhan struktur sosial dan tradisi kebudayaan, kata Talcot Parsons, mereka saling mendukung satu sama lain: dalam beberapa tipe masyarakat ilmu dapat berkembang dengan pesat, demikian pula sebaliknya, masyarakat tersebut tak dapat berfungsi dengan wajar tanpa didukung perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapan.
Dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional ilmu mempunyai peranan ganda. Pertama, ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya pengembangan kebudayaan nasional. Kedua, ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa. Pada kenyataannya kedua fungsi ini terpadu satu sama lain.
Pengkajian pengembangan kebudayaan nasional kita tidak dapat dilepaskan dari pengembangan ilmu. Dalam kurun dewasa ini yang dikenal sebagi kurun ilmu dan teknologi, kebudayaan kita pun tak terlepas dari pengaruhnya, dan mau tidak mau harus ikut memperhitungkan faktor ini. Sayangnya yang lebih dominan pengaruhnya terhadap kehidupan kita adalah teknologinya yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah. Sedangkan hakikat keilmuan itu sendiri yang merupakan sumber nilai yang konstruktif bagi pengembangan kebudayaan nasional pengaruhnya dapat dikatakan minimal sekali.
Untuk itu, maka pengkajian kita akan difokuskan pada usaha untuk meningkatkan peranan ilmu sebagai sumber nilai yang mendukung akan dikaji hakikat ilmu dan nilai-nilai yang dikandungnya serta pengaruhnya terhadap pengembangan kebudayaan nasional. Setelah itu akan dipikirkan langkah-langkah yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan peranan keilmuan.

A. Manusia dan Pengetahuan
Manusia sejak lahir memiliki pengetahuan, ada yang diperoleh secara fitrah, ada pula yang diperoleh melalui proses belajar seperti dipelajari dari lingkungan sosialnya diterima melalui panca inderanya. Belajar juga dalam arti formal yang melalui lembaga-lembaga pendidikan yang telah dirancang secara berjenjang.
Pengetahuan yang diperoleh secara alamiah belum disebut ilmu, karena belum tersusun secara sistematis dan tidak bermetode. Pengetahuan itu hanya akumulasi pemahaman yang direkam memori manusia. Pengetahuan  lebih luas daripada ilmu, tetapi ilmu sudah tersusun rapi dan bermetode. Semua pikiran dan pemahaman kita yang diperoleh tanpa melalui daur “hipotetika dedukto verifikatif” bukan ilmu, kesemuanya itu adalah pengetahuan. Jadi pengetahuan itu sifatnya dogmatis atau banyak bertumpu pada spekulasi, sehingga tidak berpijak pada empiris. Lalu timbul pertanyaan, bagaimana seharusnya menyusun ilmu pengetahuan yang benar? Masalah inilah yang disebut “epistimologi” yang landasannya disebut “metode ilmiah”.
Setiap ilmu pengetahuan masing-masing mempunyai ciri-ciri spesifik disebut ontologi (apa itu ilmu), epistimologi (bagaimana ilmu itu diperoleh) dan aksiologis (untuk apa ilmu itu didapatkan).

B. Ilmu sebagai Suatu Cara Berpikir
Ilmu merupakan suatu cara berpikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan. Berpikir bukan satu-satunya cara dalam mendapatkan pengetahuan, demikian juga ilmu bukan satu-satunya produk dari proses berpikir. Ilmu merupakan produk dari proses berpikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara umum dapat disebut sebagai berpikir ilmiah.
Berpikir ilmiah merupakan kegiatan berpikir yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut pada hakikatnya mencakup dua kriteria utama yakni, pertama, berpikir ilmiah harus mempunyai alur jalan pikiran yang logis dan, kedua, pernyataan yang bersifat logis tersebut harus didukung oleh fakta empiris. Persyaratan pertama mengharuskan alur jalan pikiran kita untuk konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang telah ada sedangkan persyaratan kedua mengharuskan kita untuk menerima pernyataan yang didukung oleh fakta sebagai pernyataan yang benar secara ilmiah. Pernyataan yang telah teruji kebenarannya ini kemudian memperkaya khazanah pengetahuan ilmiah yang disusun secara sistematik dan kumulatif. Kebenaran ilmiah ini tidaklah bersifat mutlak sebab mungkin saja pernyataan yang sekarang logis kemudian akan bertentangan dengan pengetahuan ilmiah baru atau pernyataan yang sekarang didukung oleh fakta ternyata kemudian ditentang oleh penemuan baru. Kebenaran ilmiah terbuka bagi koreksi dan penyempurnaan.
Dari hakikat berpikir ilmiah tersebut maka kita dapat menyimpulkan beberapa karakteristik dari ilmu. Pertama ialah bahwa ilmu mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Walaupun demikian maka berpikir secara rasional ini pun harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar sampai kepada kesimpulan yang dapat diandalkan. Untuk itu maka ilmu mempunyai karakteristik yang kedua yakni alur jalan pikiran yang logis yang konsisten dengan pengetahuan yang telah ada. Walaupun demikian, maka tidak semua yang logis itu didukung fakta atau mengandung kebenaran secara empiris. Untuk itu maka ilmu mensyaratkan karakterisitik yang ketiga yakni pengujian secara empiris sebagai kriteria kebenaran obyektif. Pernyataan yang dijabarkan secara logika dan teruji secara empiris lalu dianggap benar secara  ilmiah dan memperkaya khazanah pengetahuan ilmiah. Walaupun demikian tidak ada jaminan bahwa pernyataan yang sekarang benar secara ilmiah kemudain lalu tidak shahih lagi. Untuk itu, maka ilmu mensyaratkan karakteristik keempat yakni mekanisme yang terbuka terhadap koreksi.

C. Ilmu sebagai Asas Moral
Ilmu merupakan kegiatan berpikir untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, atau secara lebih sederhana, ilmu bertujuan untuk mendapatkan kebenaran. Kriteria kebenaran dalam ilmu adalah jelas sebagaimana yang dicerminkan oleh karakteristik berpikir. Kriteria kebenaran ini pada hakikatnya bersifat otonom dan terbebas dari struktur kekuasaan di luar bidang keilmuan. Artinya dalam menetapkan suatu pernyataan apakah itu benar atau tidak maka seorang ilmuan akan mendasarkan penarikan kesimpulannya kepada argumentasi yang terkandung dalam pernyataan itu dan bukan kepada pengaruh yang berbentuk kekuasaan dari kelembagaan yang mengeluarkan pernyataan itu. Hal ini sering menempatkan kaum ilmuan dalam posisi yang bertentangan dengan pihak yang berkuasa yang mungkin mempunyai kriteria  kebenaran yang lain. Kriteria ilmuan dan politikus dalam membuat pernyataan adalah berbeda seperti yang dinyatakan ahli fisika Szilard: jika seorang ilmuan mengatakan sesuatu maka rekan-rekannya pertama sekali akan bertanya apakah yang dinyatakannya itu mengandung kebenaran atau tidak. Sebaliknya, jika seorang politikus mengatakan sesuatu maka rekan-rekannya pertama sekali akan bertanya, “Mengapa ia menyatakan hal itu?”, dan baru kemudian, atau bahkan mungkin juga tidak, mereka mempertanyakan apakah pernyataan itu mengandung kebenaran.
Di samping itu, kebenaran bagi kaum ilmuan mempunyai kegunaan khusus yakni kegunaan yang universal bagi umat manusia dalam meningkatkan martabat kemanusiaannya. Secara nasional maka ilmuan tidak mengabdi golongan, klik pilitik atau kelompok-kelompok lainnya. Secara internasional kaum ilmuan tidak mengabdi ras, ideologi, dan faktor-faktor pembatas lainnya.
Dua karakteristik ini merupakan asas moral bagi kaum ilmuan yakni meninggikan kebenaran dan pengabdian secara universal. Tentu saja dalam kenyataannya pelaksana asas moral ini  tidak mudah sebab sejak tahap perkembangan ilmu yang sangat awal kegiatan ilmiah ini dipengaruhi oleh struktur kekuasaan dari luar. Hal ini, menurut Bachtiar Rifai, lebih menonjol lagi di negara-negara yang sedang berkembang, karena sebagian besar kegiatan keilmuan merupakan kegiatan aparatur negara.

D. Nilai-nilai Ilmiah dan Pengembangan Kebudayaan Nasional
Sampailah kita kepada tujuh nilai yang terpancar dari hakikat keilmuan yakni kritis, rasional, logis, obyektif, terbuka, menjunjung kebenaran dan pengabdian universal.
Dalam pembentukan karakter bangsa, sekiranya bangsa Indonesia bertujuan menjadi bangsa yang modern, maka ketujuh sifat tersebut akan konsisten sekali. Bangsa yang modern akan menghadapi berbagai permasalahan dalam bidang politik, ekonomi, kemasyarakatan, ilmu/teknologi, pendidikan dan lain-lain yang membutuhkan cara pemecahan masalah secara kritis, rasional, logis, obyektif, dan terbuka. Sedangkan sifat menjunjung kebenaran dan pengabdian universal akan merupakan faktor yang penting dalam pembinaan bangsa (nation building) di mana seseorang lebih menitikberatkan kebenaran untuk kepentingan nasional dibandingkan kepentingan goglongan. Bukan saja seni namun juga ilmu dalam hakikatnya yang murni bersifat mempersatukan.
Pengembangan kebudayaan nasional pada hakikatnya adalah perubahan dari kebudayaan yang sekarang bersifat konvensional ke arah situasi kebudayaan yang lebih mencerminkan aspirasi dan tujuan nasional. Proses pengembanagn kebudayaan ini pada dasarnya adalah penafsiran kembali dari nilai-nilai konvensional agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman serta penumbuhan nilai-nilai yang baru yang fungsional. Untuk terlaksananya kedua proses dalam pengembangan nasional tersebut maka diperlukan sifat kritis, rasional, logis, obyektif, terbuka, menjunjung kebenaran dan pengabdian universal. Pengabdain universal ini, dalam skala nasional, adalah orientasi terhadap kebenaran tanpa ikatan primordial yang mengenakan argumentasi ilmiah sebagai satu-satunya kriteria dalam menentukan kebenaran.
Sebagai bangsa maka kita masih berada dalam tahap “menjadi” dimana semangat pionir dan kepahlawanan masih diperlukan. Semangat pionir dan kepahlawanan berkaitan erat dengan keberanian dan sikap sosial. Semangat pionir dan kepahlawanan itu dapat didefenisikan sebagai keberanian untuk memperjuangkan kepentingan umum. Ilmu mengajari kita tentang keberanian moral untuk mempertahankan apa yang dianggap benara dengan ilmu merupakan arena dari “petualangan idea” dimana semangat pionir dapat menjelajah secara leluasa dalam mengabdi tanah air kita.

E. Kebudayaan dan Pendidikan
Allport, Vernon, dan Lindzey (1951) mengidentifikasikan enam nilai dasar dalam kebudayaan yakni nilai teori, ekonomi, estetika, sosial, politik, dan agama. Yang dimaksudkan dengan nilai teori adalah hakikat penemuan kebenaran lewat berbagai metode seperti rasionalisme, empirisme, dan metode ilmiah. Nilai ekonomi mencakup kegunaan dari berbagai benda dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai estetika berhubungan dengan keindahan dan segi-segi artistik yang menyangkut antara lain bentuk, harmoni dan wujud kesenian lainnya yang memberikan kenikmatan kepada manusia. Nilai sosial berorientasi kepada hubungan antar manusia dan penekanan segi-segi kemanusiaan yang luhur. Nilai politik berpusat kepada kekuasaan dan pengaruh baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dunia politik. Sedangkan nilai agama merengkuh penghayatan yang bersifat mistik dan transdental dalam usaha manusia untuk mengerti dan memberi arti bagi kehadirannya di muka bumi. Setiap kebudayaan mempunyai skala hirarki mengenai mana yang lebih penting dan mana yang kurang penting dari nilai-nilai tersebut di ata serta memepunyai penilaian tersendiri dari tiap-tiap kategori.
Berdasarkan penggolongan tersebut di atas maka masalah pertama yang dihadapi oleh pendidikan ialah menetapkan nilai-nilai budaya apa saja yang harus dikembangkan dalam diri anak kita. Pendidikan yang dapat diartikan secara luas sebagai usaha yang sadar dan sistematis dalam membantu anak didik untuk mengembangkan pikiran, kepribadian dan kemampuan fisiknya, mengharuskan kita setiap waktu untuk mengkaji masalah itu. Hal ini harus dilakukan disebabkan oleh dua hal yakni, pertama, nilai-nilai budaya yang harus dikembangkan dalam diri anak didik kita haruslah relevan dengan kurun zaman di mana anak itu akan kelak hidup dan, kedua, usaha pendidikan yang sadar dan sistematis mengharuskan kita untuk lebih eksplisit dan definitive tentang hakikat nilai-nilai budaya tersebut. Keharusan kita untuk bersifat eksplisit dan definitive ini disebabkan gejala kebudayaan, yang meminjam perkataan Hall, lebih banyak bersifat tersembunyi (implisit) daripada terungkap (eksplisit), dan anehnya, hakikat kebudayaan itu justru lebih tersembunyi bagi anggota masyarakatnya. Gejala yang kelihatannya bersifat paradox ini mungkin tidak mengherankan lagi bila diingat bahwa banyak aspek kebudayaan yang kita terima begitu saja tanpa pengenalan dan pendalaman dasar.
Masalah ini lebih serius lagi kalau diperhatikan bahwa pada kenyataannya nilai-nilai budaya yang disampaikan lewat proses pendidikan bukan nilai-nilai budaya yang diperlukan oleh anak didik kita kelak di mana dia akan dewasa dan berfungsi dalam masyarakat melainkan nilai-nilai konvensional yang sekarang berlaku yang didalami dan dipraktekkan oleh orang tua dan guru mereka selaku pendidik.
Untuk menentukan nilai-nilai mana yang patut mendapatkan perhatian kita sekarang ini maka pertama sekali kita harus dapat memperkirakan skenario dari masyarakat kita di masa yang akan datang. Skenario masyarakat Indonesia di masa yang akan datang tersebut, memperhatikan indikator dan perkembangan yang sekarang ada, cenderung untuk mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1.      Memperhatikan tujuan dan strategi pembangunan nasional kita maka masyarakat Indonesia akan beralih dari masyarakat tradisional yang rural agraris menjadi masyarakat modern yang urban dan bersifat industri.
2.      Pengembangan kebudayaan kita ditujukan ke arah perwujudan peradaban yang bersifat khas berdasarkan filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia yakni Pancasila.
Karakteristik pertama mengharuskan kita untuk memusatkan perhatian kepada nilai-nilai yang relevan dengan masyarakat modern
yang sedang dikembangkan. Dibandingkan dengan masyarakat tradisional maka masyarakat modern mempunyai indikator-indikator sebagai berikut:
1.    Lebih bersifat analitik
2.    Lebih bersifat individual daripada komunal
Indikator pertama memberikan tempat yang penting kepada nilai teori dan nilai ekonomi. Nilai teori ini terutama sekali berkaitan erat dengan aspek penalaran, ilmu, dan teknologi. Sedangkan nilai ekonomi berpusat kepada penggunaan sumber dan benda ekonomi secara lebih efektif dan efisien berdasarkan kalkulasi yang bertanggung jawab umpamanya pola konsumsi masyarakat. Indikator kedua menimbulkan pergeseran dalam nilai sosial dan nilai politik. Kedua nilai ini harus lebih berorientasi kepada kepercayaan diri serta keberanian untuk mengambil keputusan sendiri.
Pengembangan kebudayaan nasional kita ditujukan ke arah terwujudnya suatu peradaban yang mencerminkan aspirasi dan cita-cita bangsa Indonesia. Pancasila yang meupakan filasafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan dasar bagi pengembangan peradaban tersebut. Namun untuk mewujudkan peradaban tersebut diperlukan nilai khusus yang bernama kreativitas.

F.  Keutamaan Ilmu untuk Kemanusiaan
Ada ungkapan mengatakan, menuntut ilmu kemudian diamalkan secara ikhlas akan menciptakan keuntungan dan kebahagiaan. Suasana kebahagiaan merupakan dambaan setiap insan. Keberhasilan mencapainya hanya mungkin dengan menggunakan ilmu memperoleh amal sekaligus. Menuntut ilmu lebih mulia dari amal, tetapi amal adalah buah daripada ilmu dan menyempurna daripadanya. Ada ungkapan yang mengatakan, “ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon tiada berbuah”.
Amal dapat menghilangkan buruk yang tidak pantas pada manusia. Olehnya itu, menuntut ilmu merupakan usaha mendapatkan sesuatu yang berguna. Menghilangkan yang buruk merupakan usaha untuk mengosongkan ruang dalam jiwa yang siap diisi sesuatu amalan-amalan yang lebih baik.
Ilmu dihubungkan dengan amal ada dua macam yaitu ilmu yang bersifat teoritis dan praktis. Ilmu teoritis yang bermacam-macam memiliki perbedaan bagi setiap proses masa. Ilmu teoritis bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan memahami segala sesuatu yang pada hakekatnya menambah pengetahuan. Sedangkan ilmu praktis langsung akan dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia.